28 Juni 2011

Marcos, jawara pencak silat Kepri berprestasi gemilang

Nama Marcos sangat diperhitungkan di kancah pencak silat Kepulauan Riau, bahkan Sumatera. Saat masih remaja, ia juga sering menyabet berbagai gelar juara di sejumlah kejuaraan pencak silat di daerah asalnya di Padang, Sumatera Barat.

Marcos mengawali karir pencak silatnya di perguruan Kelatnas Indonesia Perisai Diri Cabang Padang. Ketekunan berlatih membuat kemampuannya berkembang pesat. Bergabungnya Marcos di perguruan itu sendiri awalnya cuma coba-coba. Ia ikut teman-temannya yang berlatih silat Perisai Diri di PT Semen Padang. "Saya melihat teman saya berlatih, teknik silatnya sangat unik, gerakannya sangat cepat, pakaian seragamnya juga bukan hitam, agak berbeda dengan apa yang selama ini saya dengar tentang pencak silat pada umumnya," ujar putra buruh tani ini kepada reporter. Baru bergabung sekitar dua tahun, ia sudah jadi andalan di berbagai kejuaraan. Sedikitnya delapan kali dia menyabet medali emas di berbagai kejuaraan pencak silat.


Pada tahun 2007, Marcos dikirim oleh Pengda Perisai Sumatera Barat untuk bertanding di Perisai Diri International Championship V di Bandung. Dalam even berskala internasional tersebut, Marcos berhasil meraih medali perak. Di lokasi pertandingan, Marcos bertemu dengan mantan pelatihnya di PT Semen Padang dulu, Ricky Mendoza yang ikut bertanding mewakili Perisai Diri Daerah Kepulauan Riau. Dalam even ini Ricky meraih medali emas. Melihat mantan anak didiknya mengalami kemajuan yang sangat pesat ini membuat Ricky sangat tertarik untuk menawari Marcos pindah ke Batam. Gayung bersambut, Marcos yang menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya sakit-sakitan dan ibunya hanya bekerja sebagai buruh tani ini bertekad bulat untuk mengadu nasib ke Kota Batam demi membiayai keluarga dan adiknya yang masih bersekolah.

Setelah hijrah ke Batam, ia langsung bergabung di pusat pendidikan dan latihan atlet Kelatnas Indonesia Perisai Diri Cabang Batam di bawah asuhan sang mantan pelatihnya, Ricky Mendoza. Sejak saat itu, prestasi Marcos terus melejit. Ia berhasil mengharumkan nama Kota Batam dengan meraih medali perak di kejuaraan pencak silat Teluk Danga International Games 2008 yang diadakan di Johor, Malaysia. Dalam even ini kontingen IPSI Kota Batam memperoleh medali 1 perak dan 2 perunggu. "Teluk Danga menjadi awal karir pencak silat saya membela nama Batam," kata Marcos yang saat ini bekerja sebagai petugas security di Kantor Pelayanan Pajak Madya Batam.


Di tengah kesibukannya menjalankan tugas pekerjaannya, pada saat tidak sedang tugas jaga, Marcos tetap menyempatkan waktu untuk berlatih mengasah keterampilan silatnya di halaman kantornya. "Di kantor ada pegawai yang juga pelatih silat Perisai Diri, Pak Agus. Sore hari selesai jam kerja, kami sering berlatih dan diskusi untuk menambah ilmu silat saya," ujar Marcos. Agus Winarno, Sekretaris Pengcab Kelatnas Indonesia Perisai Diri Batam, mengatakan bahwa tugas kerja Marcos sebagai petugas security memakai sistem shift, jadi tidak bisa dihindari untuk begadang apabila tugas jaga shift malam. Ini tantangan bagi Marcos sebagai atlet untuk tetap menjaga kestabilan fisik dan stamina. Menyikapi hal ini, Agus melakukan kontrol secara periodik dan optimis bahwa Marcos bisa mengatasi hal itu.

Tahun 2009 Marcos mewakili Kecamatan Sagulung berlaga di Pekan Olahraga Kota (Porkot) Batam III. Medali emas yang diraihnya di even ini menghantarkan dia untuk berjuang mengibarkan nama Kota Batam dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kepulauan Riau II yang digelar di Nagoya Hill Shopping Mall di Batam pada bulan Desember 2010. Kembali Marcos menyumbangkan medali emas untuk Kota Batam di even olahraga terbesar di lingkungan Provinsi Kepulauan Riau ini.


Dengan suksesnya menyabet gelar juara di even tersebut menghantarkan Marcos untuk masuk tim Pelatda Pencak Silat Kepulauan Riau yang dipersiapkan untuk menghadapi Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera VIII yang digelar di Kepri Mall di Batam pada bulan Juni 2011. Keberhasilan Marcos meraih medali emas di pertandingan yang diikuti oleh berbagai provinsi yang ada di Sumatera ini menyebabkan dirinya mendapatkan tugas mewakili Provinsi Kepulauan Riau untuk dikirim bertanding di ajang PON XVIII yang digelar di Riau pada bulan September 2012.

"Target berikutnya adalah pulang dari PON dengan membawa medali. Saya ingin merebut medali emas supaya bisa mengharumkan nama Kepri di kancah nasional sekaligus membuat kedua orangtua saya bangga," ujar pesilat andalan Kepri ini.