18 April 2010

Pertandingan Persahabatan IPSI Kota Batam dan Pesaka Negeri Malaka

Sekitar 600 pesilat anak-anak, remaja dan dewasa dari berbagai perguruan pencak silat yang ada di Kota Batam memadati dataran Engku Putri kemarin Minggu (11/04/2010) pagi. Mereka berbaur dengan masyarakat Kota Batam lainnya yang sedang berolahraga ringan atau berekreasi keluarga di lapangan tersebut. Memang setiap Minggu pagi dataran Engku Putri menjadi salah satu tempat favorit masyarakat Kota Batam untuk olahraga bersama keluarga. Tepat pukul 07.30 seseorang dengan pakaian seragam pencak silat lengkap berjalan menuju ke tengah lapangan sambil membawa pengeras suara. Dengan instruksinya melalui corong pengeras suara, para pesilat dari berbagai usia yang hadir langsung bergegas ke tengah lapangan dan mengatur barisan dengan rapi. Bukan hanya usianya saja yang bervariasi, namun pakaian seragam pencak silat yang dipakai oleh ratusan pesilat tersebut juga beraneka ragam, hitam, putih, merah, hijau dan lainnya.

Dengan mengenakan pakaian seragam pencak silat masing-masing perguruan yang beraneka ragam, dengan kompak mereka bersama-sama melakukan stratching dan pemanasan yang dipandu oleh Ricky Mendoza, Ketua Biro Pembinaan Prestasi Pengkot IPSI Batam. Kemudian seluruh pesilat mendapat pelatihan rangkaian teknik Jurus Tunggal Baku. Jurus ini merupakan gerakan wajib yang dipakai dalam pertandingan pencak silat kategori Tunggal, yang mana dahulu disebut kategori Seni Tunggal atau Wiragana. Jurus yang diberikan hanya rangkaian gerak tangan kosong, sedangkan bagi pesilat yang berpotensi untuk menjadi atlet kategori Tunggal akan diberikan juga rangkaian gerak bersenjata golok dan toya. Bagi masyarakat yang melihat, inilah salah satu keunikan dalam Latihan Gabungan Pencak Silat Batam, di mana ratusan pesilat yang berasal dari perguruan pencak silat yang berbeda-beda, dengan pakaian yang berbeda-beda pula, dapat dengan kompak melakukan satu rangkaian jurus pencak silat yang sama.

Berdasarkan data statistik yang ada, para atlet pencak silat remaja saat ini cenderung lebih suka ikut berlaga dalam kategori Tanding dibandingkan dengan kategori Tunggal, kategori Ganda dan kategori Regu. Padahal seni budaya pencak silat justru lebih kelihatan menonjol di kategori Tunggal, Ganda dan Regu atau yang biasa disingkat dengan istilah TGR. Pengkot IPSI Batam merasa bertanggung jawab untuk mensosialisasikan Jurus Tunggal Baku ini kepada perguruan pencak silat yang berada di bawah koordinasinya.

"Latihan gabungan ini kami agendakan untuk dilaksanakan dua bulan sekali, dan ini adalah yang kesepuluh kalinya. Kali ini yang hadir ada 12 perguruan, yaitu Perisai Diri, Merpati Putih, Pagar Nusa, Setia Hati Terate, Setia Hati Organisasi, Tapak Suci, Himssi, Satria Muda Indonesia, Silaturahmi, Persinas Asad, Budi Suci Melati dan Suci Hati. Perguruan lainnya yang belum dapat bergabung kali ini, kami harapkan dapat bergabung dalam latihan gabungan mendatang. Di IPSI Kota Batam saat ini terinventarisir sekitar 35 perguruan pencak silat," papar Agus Winarno, Sekretaris Pengkot IPSI Batam.

Yang menarik dalam Latihan Gabungan Pencak Silat Batam X ini yaitu adanya peserta dari negeri tetangga. Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (Pesaka) Negeri Malaka mengirimkan sekitar 20 orang pesilat terbaiknya didampingi pelatih dan pengurusnya untuk bersilaturahmi dengan para pesilat Kota Batam. Mereka berbaur untuk berlatih bersama-sama di lapangan.

Setelah selesai berlatih Jurus Tunggal Baku, para pesilat beristirahat duduk bersama di lapangan sambil mendengarkan pengarahan dari Ketua Harian Pengkot IPSI Batam, Sunardi. "Pencak silat itu olahraga seni beladiri warisan luhur budaya bangsa Indonesia. Kalau bukan kita selaku generasi penerus yang mencintai dan melestarikannya, siapa lagi yang akan menjaga kekayaan budaya bangsa ini ? Apalagi pencak silat menjadi salah satu olahraga andalan Batam yang mampu membawa nama Batam hingga tingkat nasional," ujar Sunardi.

Latihan kali ini juga dihadiri oleh Ketua Umum KONI Kota Batam, Soerya Respationo. Tanpa canggung, Soerya yang sehari-harinya menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Batam ini langsung ikut duduk bersila bersama ratusan pesilat di tengah lapangan. Seluruh pesilat, baik dari Negeri Malaka maupun Kota Batam, duduk bersila membentuk sebuah lingkaran besar mendengarkan sambutan dari Soerya yang didampingi oleh Chris Triwinasis, Pembina Pengcab Merpati Putih Batam yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Batam, dan Ahmad Wardi bin Salim, Pengurus Pasukan Pesaka Negeri Malaka. Soerya berpesan agar pencak silat dapat terus dikembangkan dan jangan sampai tersisih di era globalisasi.

"Acara ini terasa sangat istimewa karena dalam acara ini turut dihadiri saudara-saudara kita dari negara sahabat. Mereka datang dari negeri seberang berkunjung ke Kota Batam sengaja untuk bersilaturahmi sekaligus bertukar wawasan tentang ilmu persilatan dengan kita. Dan timingnya sangat pas dengan program Visit Batam 2010," jelas Sunardi.

Setelah para peserta beristirahat sambil mendengarkan pengarahan, kegiatan langsung dilanjutkan dengan latih tanding. Dalam latih tanding ini, pesilat berhadapan dengan pasangannya dari perguruan lain. Selain uji coba para atlet, latih tanding ini juga dijadikan sebagai sarana pembibitan atlet dalam rangka regenerasi dan kaderisasi atlet-atlet pencak silat yang diharapkan akan dapat menambah deretan prestasi Kota Batam di bidang olahraga, terutama untuk pesilat anak-anak dan remaja. Dari antusias para peserta yang hadir terlihat bahwa Kota Batam memiliki banyak potensi atlet yang sangat perlu pembinaan lebih lanjut.

Tampil dua orang pesilat dari perguruan pencak silat yang berbeda ke tengah gelanggang, diawali dengan Muhammad Nazarul dari Perisai Diri dan Ricky Sepriady dari Setia Hati Organisasi. Mereka saling berhadapan dan dengan aba-aba dari wasit, mereka memasang sikap kuda-kuda pencak silat khas perguruan masing-masing. Setelah aba-aba mulai, sepasang pesilat tersebut bertarung dengan mengeluarkan berbagai kemampuan teknik beladiri alirannya masing-masing, namun tetap dalam batas-batas yang telah diatur dalam peraturan pertandingan oleh IPSI. Ratusan pesilat yang menonton pun bersorak-sorai memberikan semangat kepada kedua temannya yang saling menjajal ilmu silatnya tersebut.

"Selama ini biasanya para pesilat dari berbagai perguruan pencak silat bertemu dalam even pertandingan. Kami berinisiatif untuk mengumpulkan mereka bukan dalam nuansa persaingan jual beli pukulan di arena, tapi dalam nuansa kebersamaan dan persahabatan, yaitu dengan kegiatan latihan gabungan seperti ini," jelas Sunardi. Latihan gabungan seperti ini diharapkan dapat menjadi sarana menjaga keharmonisan dan silaturahmi antar perguruan pencak silat sehingga menambah citra baik pencak silat sebagai olahraga seni beladiri warisan luhur budaya bangsa Indonesia. Selain itu diharapkan kegiatan ini dapat menarik minat masyarakat, terutama generasi muda, untuk mencintai dan melestarikan pencak silat sebagai salah satu kekayaan budaya asli bangsa Indonesia. Yang tidak kalah pentingnya, dengan hadirnya para ketua perguruan pencak silat dalam kegiatan ini mempermudah koordinasi sehingga informasi dari Pengkot IPSI Batam dengan mudah dan cepat sampai ke masing-masing perguruan pencak silat yang tersebar di berbagai penjuru Kota Batam.

Setelah acara selesai, pukul 11.00 para peserta bergerak menuju ke DC Mall. Di lantai 2 DC Mall telah terbentang matras dan peralatan pertandingan yang akan dipakai bertarung para atlet terbaik IPSI Kota Batam melawan para atlet terbaik Pesaka Negeri Malaka. Para peserta duduk bersama-sama di sekeliling matras, bersiap menyaksikan pertarungan kedua tim ini.

Pertandingan diawali dari Kelas A Putra, di atas 45 kg sampai dengan 50 kg. Di kelas ini, Aprin Ardianto dari Setia Hati Terate berhadapan dengan Mohd Taufek bin Abd Razak dari Pesaka Negeri Malaka. Di kelas yang paling ringan berat badannya ini, kedua pesilat dengan lincahnya saling menyarangkan tendangan-tendangannya ke badan lawannya. Pergerakan kaki dan tangan yang sangat cepat membuat para penonton bertepuk tangan kagum.

Di kelas yang tergolong berat, yaitu Kelas F Putra dengan bobot di atas 70 kg sampai dengan 75 kg, Marcos dari Perisai Diri bertarung melawan Mohd Azni bin Salleh dari Pesaka Negeri Malaka. Tidak selincah di Kelas A, pertarungan di Kelas F didominasi oleh pukulan dan tendangan yang berat hingga suara serangannya pada saat membentur sasaran terdengar keras. Para penonton semakin ramai bersorak-sorai, terutama pada saat Marcos berhasil beberapa kali menjatuhkan lawannya dengan teknik-teknik bantingan. Setiap selesai bertarung, atlet Pesaka Negeri Malaka selalu menghampiri lawannya untuk memberikan cinderamata sebagai kenang-kenangan.

Setelah pertandingan usai, esok harinya beberapa personil Pengkot IPSI Batam bersama rombongan tim Pesaka Negeri Malaka melakukan city tour, sejalan dengan program Visit Batam 2010, memperkenalkan Kota Batam dan mendampingi ke pusat perbelanjaan di beberapa tempat di Nagoya. Tidak sedikit oleh-oleh dari Kota Batam yang akan dibawa pulang ke Negeri Malaka.