20 Maret 2006

Penganugrahan Pendekar Kehormatan Pencak Silat 2006

Bertempat di gedung Padepokan Nasional Pencak Silat Indonesia TMII Jakarta, digelar acara penganugrahan kepada Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Bapak Yutaka Iimura, atau biasa disapa Iimura San, sebagai Pendekar Kehormatan Pencak Silat. Gelar ini diberikan oleh Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara-Bangsa) pada tanggal 19 Maret 2006 yang lalu.

Bapak Iimura memang cukup dikenal sebagai duta besar yang sangat perhatian terhadap seni dan budaya Indonesia, termasuk Pencak Silat itu sendiri, karena jasa-jasanya yang tidak sedikit dalam memperkenalkan Pencak Silat sebagai beladiri tradisional nusantara, baik di Negara Jepang maupun di kancah internasional.

Pemberian gelar Pendekar Kehormatan berkaitan dengan masa tugas Bapak Iimura sebagai Duta Besar di Indonesia yang akan segera berakhir. Harapan Persilat melalui acara penganugrahan ini adalah untuk memberikan pengharagaan dan ungkapan terima kasih atas kerja sama selama ini dan juga yang akan datang agar Pencak Silat dapat diperkenalkan kepada dunia sebagai salah satu olahraga beladiri yang memiliki potensi yang baik, karena kita mengetahui bahwa Jepang sendiri memiliki beberapa olahraga beladiri yang cukup dikenal oleh dunia karena mereka memiliki system yang cukup baik dalam mengelola dan menyebarkan ke seluruh dunia. Sedangkan, semoga perkembangan Pencak Silat di Jepang akan berdampak baik kepada perkembangan olahraga beladiri Pencak Silat di dunia.

Japan Pencak Silat Association (JAPSA)

Di Jepang sendiri telah berdiri Japan Pencak Silat Association atau disingkat JAPSA pada tanggal 28 Nopember 1996 yang diresmikan oleh Duta Besar RI untuk Jepang, Bapak Wisber Louis. Pendirinya adalah Bapak Both Sudargo, Atase Perhubungan di Kedutaan Besar RI di Tokyo, Jepang. Pak Both adalah pendekar dari Kelatnas Indonesia Perisai Diri yang sebelumnya adalah pendiri Perisai Diri di Bandung tahun 1964.

Pada saat pertama kali dibuka, 65 orang langsung ikut berlatih, sebagian besar di antaranya adalah orang Jepang. Pak Both pada awalnya membawa tiga pelatih Pencak Silat Indonesia ke Jepang. Mereka adalah Bapak Soesilo Soedarmadji (Perisai Diri), Bapak Yulie Purwanto (Merpati Putih) dan Bapak Djaja (Panglipur). Mereka bersama-sama mengembangkan Pencak Silat di Jepang, walaupun untuk itu Pak Both mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk keperluan ketiga orang pelatih itu selama mereka berada di Jepang. Dalam perkembangannya ternyata salah seorang pelatih, yaitu Pak Djaja yang sudah berkeluarga, pada suatu saat kembali ke Indonesia dan tidak kembali lagi. Pak Soesilo sekarang sudah dapat membawa keluarga untuk mendampinginya di Jepang.

Ternyata usaha Pak Both tidak sia-sia. Pertama kali diperkenalkan, hanya terdapat dua tempat latihan, yaitu Sasana Pencak Silat Indonesia di Balai Indonesia dan di Hirasuka. Kini akan ditambah satu sasana lagi di Osaka dengan tempat latihan beranggotakan 30 - 40 orang. Pak Both mengembangkan Pencak Silat ini di Jepang karena dulu belum ada. Berdasarkan pengalaman di negara-negara lain dan di Indonesia sendiri, Pencak Silat ini terlalu banyak ragamnya dan lebih banyak menonjolkan perguruan atau aliran daripada Pencak Silatnya sendiri. Kadang-kadang secara tidak sadar mereka lebih bangga terhadap perguruan daripada Pencak Silatnya sendiri. Alasan inilah yang menyebabkan Pak Both selalu menekankan kepada murid-muridnya bahwa yang nomor satu adalah Pencak Silat, baru perguruan, walaupun nantinya akan kembali juga ke perguruannya masing-masing untuk memperdalamnya. Karena itu dalam JAPSA tidak ada yang menonjolkan nama perguruan, semuanya menjadi kesatuan Pencak Silat Indonesia.

Falsafah Palem Raja yang diperoleh dari hasil renungannya selama ini mengandung arti pohon yang indah dan kuat. Walaupun diterpa berbagai macam cobaan, pohon itu tetap tegar dan kokoh. Pak Both seratus persen yakin, suatu saat bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan menjadi panutan dunia, asalkan bergantung kepada yang Satu.

Sumber :
http://www.perisaidiri.co.nr
http://www.silatindonesia.com
http://duel.melsa.net.id

18 Maret 2006

Kepulauan Riau Urutan Empat

Panasonic Sirkuit Pencak Silat Wilayah I Putaran I

Target masuk tiga besar dalam Panasonic Sirkuit Pencak Silat Wilayah I Putaran I yang ditargetkan Pengda IPSI Kepulauan Riau (Kepri), gagal diraih. Dengan meraih 48 poin dan 128 bendera, kontingen Kepri hanya mampu berada di urutan empat.

Pada pertandingan hari terakhir yang berlangsung di Asrama Haji Batam Centre kemarin, kontingen Kepri hanya meraih dua kemenangan dari 14 partai menghadapi pesilat Sumatera Barat (Sumbar). Pesilat Sumbar sebelumnya memang difavoritkan akan tampil mendominasi Wilayah I ini.

Sumbar sendiri akhirnya keluar sebagai Juara Umum dalam even Putaran I tersebut. Pesilat dari negeri Siti Nurbaya itu mengoleksi 78 poin atau terpaut 30 poin dari Kepri yang hanya menduduki peringkat empat. "Sebenarnya kami cukup kecewa juga. Namun kalau dilihat dari status Kepri yang Pengda IPSI-nya masih baru, hasil ini tidak terlalu jelek lah. Lagi pula persiapan kami sangat mepet," kata Manajer Tim Provinsi Kepri, Suparno, didampingi pelatih Edi Priono kepada Batam Pos di sela-sela penutupan kemarin.

Dua pesilat Kepri yang meraih kemenangan dalam duel head to head dengan pesilat Sumbar yakni, Intan (Kelas E 65-70 Kg) dan Rita (Kelas D 60-65 Kg). Di penampilan terakhirnya menghadapi Ira Restu kemarin, Intan yang sebelumnya telah mengoleksi dua kemenangan dan satu hasil seri, tampil cukup menawan. Ia menjadi satu-satunya pesilat Provinsi Kepri yang berhasil mengalahkan atlet dari Sumbar, ditengah dominasi Provinsi itu.

Sementara itu, kemenangan Rita terbilang kurang berarti karena ia hanya menang dengan WO. "Penampilan Intan di hari terakhir ini memang sangat bagus. Ia pantas mendapat pujian atas hasil tadi (kemarin)," ungkap Suparno.

Satu pesilat Kepri yang mengalami kekalahan menyakitkan dari pesilat Sumbar, yakni Agus Wihantono. Agus yang turun di Kelas D (60-65 Kg) menghadapi Andi Ramadani Zein pingsan setelah mendapat pukulan di area mulut. Khaidir yang menjadi wasit pada pertarungan itu, memberikan peringatan pada Zein. Pesilat Kepri yang hari itu tampil di sudut merah, masih terkapar di tengah arena. Didampingi lima juri pembantu, wasit berembuk. Agus dianggap melakukan pembelaan yang salah, dengan menurunkan kepala lebih rendah dari jajaran lengan.

Karena pesilat Kepri yang mendapat pujian dari perwakilan PB IPSI, Fanan sebagai salah satu yang terbaik di Sirkuit kali ini tersebut tak kunjung bangun, wasit memberikan kemenangan teknik pada Zein. Keputusan tersebut diambil berdasarkan rekomendasi tim medis yang menyatakan kondisi Agus un-fit. "Pukulan dia (Zein) kena bibir saya tadi. Kejadiannya sangat cepat, saya kurang begitu ingat," kata Agus yang ditemui di kamarnya.

Manager Tim Silat Provinsi Sumbar, Muasri, yang dimintai komentarnya menyangkut keberhasilan mereka menjadi juara umum pada Sirkuit Putaran I ini, menaggapi dingin hasil gemilang tersebut. "Kami tidak bangga bisa juara di sini (Putaran I). Yang kami pikirkan ialah bagaimana bisa berbicara di tingkat nasional, sebagai wakil dari Wilayah I ini," tegasnya sambil menyebut pembinaan cabang silat di daerahnya dilakukan secara berjenjang dalam jangka panjang.

Perebutan tempat kedua antara kontingen Sumatera Utara (Sumut) melawan Riau sendiri, berjalan cukup sengit. Meski poin kedua daerah ini sama (45), Sumut akhirnya berhak menjadi runner-up usai mengumpulkan 135 bendera dari 56 pertandingan yang mereka lalui atau selisih satu bendera dari yang dihasilkan Riau.

Panasonic Sirkuit Pencak Silat Wilayah I sendiri ditutup oleh Ketua Harian KONI Provinsi Kepri, Nur Syafriadi. Selanjutnya, seluruh pesilat dari lima Provinsi yang menjadi peserta berkeliling Kota Batam. Refresing itu dianggap perlu, usai mereka menjalani pertarungan selama tiga hari non stop.

Peringkat : 1. Sumbar : Tanding 24, Menang 16, Kalah 8 2. Sumut : Tanding 16, Menang 8, Kalah 8 3. N A D : Tanding 18, Menang 8, Kalah 10 4. Kepri : Tanding 14, Menang 6, Kalah 8 5. Riau : Tanding 16, Menang 5, Kalah 11

Diolah dari sumber :
www.harianbatampos.com
Jumat, 17 Maret 2006

17 Maret 2006

Sumatera Barat Terlalu Tangguh

Panasonic Sirkuit Pencak Silat Wilayah I Putaran I

Pesilat asal Sumatera Barat (Sumbar) masih terlalu tangguh bagi lawan-lawannya di Wilayah I Sumatera. Pertandingan lanjutan Panasonic Sirkuit Pencak Silat Wilayah I Putaran I, yang berlangsung di Asrama Haji Batam Centre, kemarin, berhasil mereka dominasi dengan 16 kemenangan dalam 24 pertandingan.

Dari segi teknik dan mental bertanding, harus diakui, kontingen Sumbar masih berada satu tingkat di atas pesilat dari Provinsi lainnya yang menjadi peserta dalam Sirkuit pertama tersebut. Jatuhan, sapuan, pukulan, tendangan hingga kuda-kuda para pesilat berasal dari daerah yang terkenal dengan masakan khasnya itu, terlihat cukup matang.

Seperti yang sempat diperagakan Edwar Moris saat menghadapi Syarif dari Riau. Pesilat bertubuh sedang yang turun di kelas 50-55 Kg tersebut memainkan jurus-jurusnya dengan baik. Ia bahkan tidak terlihat emosional saat Syarif mengajaknya bertarung terbuka. Edwar pun menang berkat teknik matang yang ia peragakan.

Sementara itu, masih ada beberapa pesilat Sumbar lainnya yang memiliki kemampuan bertarung cukup baik. Sebut saja Afdelia Meliko atau Sulastri. Sementara itu, dua atlet Kepulauan Riau (Kepri) masing-masing Rita dan Agus Wihananto menjadi pesilat Kepri yang hingga hari ketiga kemarin, belum tersentuh kekalahan. "Hari ini saya dapat by, besok baru main. Sekarang saya cuma mau melihat peserta lain bertanding," kata Rita yang terus memantau calon lawannya sebagai bahan pelajaran untuk pertandingan hari ini.

Sumbar yang hingga kini belum tergoyahkan di puncak klasemen, memang sejak jauh-jauh hari menjadi lawan yang paling di waspadai Provinsi Kepri. Hal itu, ternyata terbukti. Kepri sejauh ini baru bisa membayangi Sumbar dan Sumut di posisi ketiga dalam total pertandingan.

Tuan rumah sendiri, dari 14 pertandingan yang dilakoni kemarin hanya mampu meraih enam kemenangan, sedangkan delapan pertandingan lainnya menuai kekalahan. Klasemen sementara dari hasil kemarin, Provinsi kepri berada diurutan keempat, satu tingkat diatas Provinsi Riau.

Diolah dari sumber :
www.harianbatampos.com
Kamis, 16 Maret 2006

16 Maret 2006

Kepulauan Riau Masih Harus Berjuang

Panasonic Sirkuit Pencak Silat Wilayah I Putaran I

Pesilat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tampaknya masih harus berjuang keras. Dari 28 pertandingan yang dilakoni kemarin, para pesilat tim tuan rumah ini hanya mampu memenangkan 14 pertandingan, sedangkan sisanya 14 pertandingan lagi kalah dari lawan-lawannya.

Sebanyak 28 pertandingan yang diikuti pesilat Kepri kemarin merupakan laga pertama sejak Panasonic Sirkuit Pencak Silat se-Wilayah I Sumatera yang berlangsung di Asrama Haji, Batam Centre, dibuka Senin lalu. Dalam pertandingan pertama itu, pesilat-pesilat Kepri menghadapi pesilat-pesilat dari Sumatera Utara (Sumut) dan Riau.

Sorak sorai dari para pendukung yang sebagaian besar datang untuk men-support pesilat tuan rumah, sebenarnya membuat beberapa pesilat tampil lebih percaya diri. Meski demikian ada juga yang malah tampil grogi dengan teriakan penonton tersebut. Kontingen tuan rumah sendiri terbilang cukup mampu mengimbangi dua provinsi yang kemarin menjadi lawan mereka. Sayangnya, hingga kini Kepri belum bisa menunjukan dominasinya sebagai tuan rumah. Entah karena kemarin masih merupakan hari pertama bagi para pesilat Kepri, atau memang ada beban mental sebagai tuan rumah.

Intan, salah satu pesilat putri Kepri yang turun di kelas E 65-70 Kg hanya mampu mencatat satu kali menang dan sekali kalah. Peraih medali emas di POR Batam II lalu itu kalah dari Zumidar Oktina, atlet Sumut dari perguruan Perisai Diri, setelah tak lagi mampu meneruskan pertandingan karena kondisi fisiknya lemah. Namun, Intan dapat membalas saat menghadapi pesilat Riau Yuliada.

Sementara itu atlet Kepri lainnya, Purnawirawan yang turun dikelas putra 65-70 Kg mengalami nasib yang lebih tragis. Dari dua pertarungan yang dia jalani, semuanya berkesudahan dengan kegagalan. Kekalahan pertama ia alami dari Apriansyah (Sumut) dan yang berikutnya dari Oktayuda (Riau).

Diolah dari sumber :
www.harianbatampos.com
Rabu, 15 Maret 2006