16 Maret 2009

Gelar Seni Budaya Pencak Silat Serumpun Singapura dan Batam

Ratusan pengunjung memadati Mega Mall Batam Centre pada hari Minggu tanggal 15 Maret 2009 sejak pukul 13.00 WIB. Yang membedakan dari biasanya, sekitar 700 pengunjung ini memakai pakaian seragam pencak silat, apalagi bentuk dan warnanya beraneka ragam. Bahkan diantaranya tampak membawa berbagai macam senjata, seperti celurit, pedang, golok, trisula, toya, tekfi, double stick, triple stick, dan lainnya. Para pesilat dari berbagai perguruan pencak silat ini tampak duduk lesehan di lantai sambil berbincang-bincang bersama di sekeliling matras dan panggung yang berada di atrium timur Mega Mall Batam Centre hingga membuat suasana mall menjadi riuh bergemuruh. Bukan hanya pesilat berbagai perguruan pencak silat dari Kota Batam saja yang ada, namun sebagian diantaranya juga dari perguruan pencak silat negeri tetangga, Singapura. Mereka berkumpul menjadi satu dalam suatu even yang diberi nama Gelar Seni Budaya dan Atraksi Pencak Silat Serumpun Singapura dan Batam.

Suara mereka mendadak reda setelah dipecahkan oleh suara dari sang pembawa acara, Djohar Arif, MBA., Kabid Hubungan Luar Negeri KONI Kota Batam, mengawali dibukanya acara ini. Beberapa tamu undangan, baik dari Batam maupun dari Singapura, mulai datang menuju ke kursi yang berada di atas panggung. Dalam acara ini turut diundang Walikota Batam yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Drs. H. Syamsul Bahrum, AMP., M.Si., Ph.D., Asisten II Ekbang Walikota Batam. Setelah disambut dengan tari persembahan yang disuguhkan oleh Dinas Pariwisata Kota Batam, langsung dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia Pelaksana oleh Nurdin Arief, S.H. Dalam sambutannya, Nurdin mengatakan bahwa pagelaran ini dikemas dalam bentuk penampilan peragaan seni pencak silat tanpa ada unsur perlombaan, sifatnya untuk menjalin silaturahmi.

Acara dilanjutkan dengan sambutan pertama yang disampaikan oleh Maman Mansur, S.E., Ketua Umum Pengkot IPSI Batam. Maman mengungkapkan bahwa acara ini merupakan gebrakan awal sebelum menggelar festival silat se-ASEAN yang direncanakan untuk digelar di Batam. Sambutan kedua disampaikan oleh Dr. Ir. H. Chablullah Wibisono, M.M., Ketua Umum Pengprov IPSI Kepulauan Riau, dengan pidato yang berapi-api membakar semangat ratusan pesilat yang hadir. Sambutan juga disampaikan oleh Aeji bin Karmak, ketua kontingen Singapura, Raja Muchsin, S.E., Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam dan Edi Sihite, Ketua Harian KONI Kota Batam. Tampak hadir juga H. Gintoyono, B.E., S.E., M.M., Ketua Umum Pengkot IPSI Batam yang baru terpilih dalam Muskot III IPSI Batam 2009 untuk periode 2009-2013.

Suguhan pertama diberikan oleh IPSI Provinsi Kepulauan Riau berupa peragaan Jurus Tunggal Baku, baik tangan kosong maupun bersenjata golok dan toya. Suguhan berikutnya disajikan oleh sepasang pesilat Singapura berupa permainan pedang, diperagakan oleh seorang pesilat dari Pencak Pokolan Bawean berpasangan dengan seorang pesilat dari Seligi Tunggal Kemuning. Nuansa seni budaya tradisional terasa kental dengan adanya gendang pencak yang selalu mengiringi setiap atraksi yang ditampilkan di sepanjang acara ini. Selain dari dua perguruan pencak silat tersebut, kontingen Singapura juga menampilkan beberapa atraksi pencak silat yang diperagakan oleh pesilat dari Setia Hati, Asad Perwanit, Titi Pinang, Sendeng Pukulan dan Kuningan. Selain atraksi pencak silat, kontingen Singapura juga menampilkan atraksi gamelan yang diperagakan oleh pesilat dari Nayaga Cimande.

Pesilat-pesilat Batam pun seperti tidak mau kalah. Mereka menampilkan berbagai atraksi yang tidak kalah menarik. Dari Perisai Diri ditampilkan peragaan teknik silat Minangkabau. Kilatan sepasang celurit pun menyambar ke berbagai penjuru pada saat peragaan oleh anggotanya. Diperagakan juga teknik olah pernafasan untuk menahan jeratan sabuk di leher yang pada saat bersamaan juga dihajar dengan tendangan dari depan dan belakang. Dari Merpati Putih ditampilkan atraksi mematahkan plat baja memakai tangan dengan menggunakan teknik olah pernafasan. Bahkan mayoritas peraganya adalah pesilat anak-anak dan ada seorang pesilat ibu-ibu yang rambutnya sudah mulai memutih. Dari Pagar Nusa ditampilkan atraksi debus dengan menusuk tangan menggunakan peniti dan batang kembang api yang kemudian dinyalakan, disusul dengan panjat tangga yang terbuat dari parang. Perguruan pencak silat dari Batam lainnya yang juga menampilkan atraksi yang tidak kalah menariknya diantaranya yaitu Persinas Asad, Setia Hati Organisasi, Budi Suci Melati, Elang Laut, Walet Puti, Himssi, Setia Hati Terate, Satya Sejati, Kera Sakti, Suci Hati, Pandawa, Bintang Surya dan Cempaka Putih.

Dalam sambutannya pada saat membuka acara ini, Syamsul Bahrum mengharapkan acara seperti ini semakin intens diadakan. Bahkan kalau perlu diadakan kompetisi pencak silat se-Asia Tenggara dengan Batam sebagai tuan rumah. Dirinya sangat mendukung digelarnya acara atraksi pencak silat. Menurutnya, pencak silat bukan sekedar olahraga saja melainkan juga sebagai tradisi yang syarat akan nilai-nilai spiritual dan kultural.